Munculnya pertolongan dari Allah itu nyata. Pertolongan ini datang dari mana saja dan kapan saja. Misalnya di alam kubur, seseorang bisa mendapatkan syafaat dari kebiasaannya membaca Alquran. Terutama berasal dari fadilah surat Al Mulk yang sering dibaca ketika masih hidup.
Selagi memiliki kesempatan, gunakan kesempatan itu sebaik mungkin. Karena dunia hanya sementara, dan akhirat itu selamanya.
Pemanfaatan hidup bisa dilakukan dengan beramal saleh, hingga rajin membaca Alquran. Karena Alquran menjadi pegangan umat, serta menjadi penolong di alam kubur.
Kondisi Manusia di Alam Kubur
Kematian itu pasti. Tidak mengenal usia ataupun gender. Dan semua orang akan memasukinya. Di sana, ditampakkan apa yang pernah dijanjikan Allah.
Diceritakan oleh Hani’ ra dari Usman ra, Rasulullah saw menerangkan jika kubur merupakan tempat singgah awal dari sejumlah persinggahan Akhirat. Apabila selamat (dari siksa kubur), maka setelah itu jalan jauh lebih mudah. Sebaliknya, bila seseorang tidak selamat dari keburukannya, maka lebih berat setelahnya.
Ini seharusnya menjadi perhatian. Setiap orang seharusnya mempersiapkan diri. Yakni membawa bekal iman sebagaimana diwajibkan sebagai bukti loyalitas makhluk terhadap Tuhannya.
Menakutkannya alam kubur membuat keadaan manusia semakin gentar. Hanya orang beriman yang merasa nyaman dan Bahagia.
Mukminin akan meminta pada Allah agar menyegerakan datangnya kiamat supaya bisa berkumpul keluarga. Sementara orang yang kafir meminta agar hari kiamat ditangguhkan.
Sebab, janji Allah ditegakkan dan mereka sangat takut akan siksa yang dijanjikan padanya.
Beruntunglah orang beriman, ikhlas memenuhi kewajibannya selama hidup. Serta, mau mentauhidkan Allah. Sebaliknya, celakalah yang mendurhakai dan mengingkari seruan Nabi saw.
Wujud dari beruntung tidaknya manusia di alam kubur tidak lepas dari lulus tidaknya menjawab pertanyaan dari dua malaikat Munkar dan Nakir.
Keduanya ditugaskan untuk menanyakan tentang siapa Tuhan mereka. Hanya orang beriman yang bisa menjawabnya dengan izin Allah. Sebaliknya, orang kafir tidak pernah bisa menjawabnya sehingga siksa pedih sudah didapatinya selama berada di alam kubur.
Al-Mulk Sebagai Penolong
Sebuah Riwayat khusus dan sahih menjelaskan tentang fadilah surat Al Mulk. Surah ini digambarkan sebagai surah Munjiyat yang berarti penolong. Informasi detailnya ada di wisata Nabawi.
Sebagaimana diceritakan oleh Nabi bahwa ada pemuda di zaman sebelumnya yang sangat nakal. Tetapi, pemuda tersebut menghafal surah tersebut hingga akhir hayatnya.
Ketika memasuki liang kubur, pemuda ini didatangi oleh malaikat. Seketika itu, surah ini muncul untuk menghalangi niatan dua malaikat yang ingin menyiksanya.
Kedua Malaikat berkata pada surah ini bahwa sesungguhnya engkau adalah Kalamullah. Dan aku tidak kuasa terhadapmu, tetapi lelaki ini adalah bagianku lantaran melakukan kemudaratan semasa di dunia.
Jika engkau (surah Tabarok/Al Mulk) ingin membelanya, menghadaplah pada Allah dan mintakan syafaat untuknya.
Berangkatlah surah ini ke sisi Allah. Kemudian mengutarakan sesuatu yang bermanfaat bagi lelaki tersebut.
Surah ini mengutarakan bahwa lelaki tersebut memilihnya dan menghafalnya. Jika Allah tetap menyiksanya, surah ini meminta pada Allah untuk menghapusnya dalam kitab sucinya.
Kemudian, Allah memberikan izin pada surah tersebut untuk mensyafaati lelaki tersebut. Dan lelaki tersebut bebas dari ancaman malaikat penanya hingga terbangun dalam keadaan Bahagia.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Nasa’i. Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan sabda Nabi bahwa siapa saja membaca surah Tabarok (Al Mulk), Allah akan menjauhkannya dari azab kubur. Dulu, Kami (para sahabat Nabi) semasa Rasulullah hidup menamainya dengan Al-Maniah yang berarti penghindar atau penghalang.
Sesungguhnya, surah ini ada dalam Kitabullah. Siapa saja yang membaca pada suatu malam, maka orang tersebut sudah banyak melakukan kebaikan.
Akhirnya, Azab kubur itu sangat pedih dan nyata. Supaya terhindar dari pedihnya siksa, rajinlah membaca dan menghafal surah tabarak. Karena fadilah surat Al Mulk ini menjadi penolong di sana.
Kunjungi Arrazi Ibrahim untuk pembahasan keislaman lainnya.